Seorang petugas sensus pergi ke daerah pedesaan terpencil untuk menyelesaikan pekerjaannya di wilayah tanggungjawabnya. Dengan mengemudi di jalan-jalan desa, ia melihat banyak rumah dengan tanda “Awas Ada Anjing”. Pada gerbang alamat terakhir didaftarnya, ia melihat lagi tanda “Awas Ada Anjing” saat ia memasuki suatu tanah pertanian di dekat sebuah lumbung.
Karena takut, ia memutuskan untuk tidak keluar dari mobilnya. Ia pun membunyikan klakson dan segera seseorang keluar dari lumbung dengan anjing chiuhuahua kecil didekat kakinya.
Saat petugas sensus selesai menanyakan pertanyaan-pertanyaan dan mengisi kertas isiannya, ia mengatakan berapa banyak tanda “Awas Ada Anjing” yang dilihatnya kepada orang tadi.
Lalu petugas itu bertanya,”Apakah anjing seperti ini yang semua tanda itu peringatkan?”
“Ya benar sekali,” jawab orang itu ramah, sambil menggendong anjingnya yang lucu.
“Tapi anjing ini tidak dapat mengusir apa pun!” Petugas merasa aneh dengan kenyataan yang ada.
“Ya…saya tahu,” jawab si petani. Lalu ia pun melanjutkan, “Tetapi tanda-tanda itu pasti bisa.”
Pesan moral :
Ketakutan adalah seperti suatu tanda peringatan yang membuat kita takut pada seekor anjing yang tidak dapat menyakiti kita. Ketakutan membuat kita takut melakukan sesuatu yang mungkin akan menguntungkan kita. Mengambil tindakan akan menyebabkan kita bergerak ke tempat yang tidak kita kenal. Itu bisa menakutkan. Tetapi jika kita menyerah pada ketakutan kita, kita tidak bergerak maju. Kita tidak menerima keuntungan dari apa yang kita hindari, juga kita tidak mendapatkan pengalaman berharga yang akan membuat kita mengetahui lebih baik. Hasilnya, kita tetap tidak mengerti tentang bidang kehidupan kita tersebut dan ketidaktahuan hampir selalu menambah ketakutan dan itu akan mengakibatkan lebih sulit lagi untuk maju dan menyelesaikan segala sesuatu.
(Sumber : John C. Maxwell, “The Difference Maker”, Immanuel, 2008.)





